Senin, 24 April 2017

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT Ca. Ovarium (Kanker Indung Telur) DENGAN APLIKASI NANDA NIC NOC



Ca. Ovarium (Kanker Indung Telur)
Definisi Ca. Ovarium
Kanker indung telur atau Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (Indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50-70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut melalui sistem getah bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati & paru-paru. Kanker ovarium sangat sulit didiagnosa dan kemungkinan kanker ovarium ini merupakan awal dari banyak kanker primer. (Wingo, 1995)
Etiologi Ca. Ovarium
  1. Diet tinggi lemak
  2. Merokok
  3. Alkohol
  4. Penggunaan bedak talk perineal
  5. Riwayat kanker payudara, kolon, atau endometrium
  6. Riwayat keluarga dengan kanker payudara atau ovarium
  7. Nulipara
  8. Infertilitas
  9. Menstruasi dini
  10. Tidak pernah melahirkan


Manifestasi Klinis Ca. Ovarium
Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya :
  1. Hipotesis incessant ovulation
Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang terganggu dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor.
  1. Hipotesis androgen
Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Hal ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor androgen. Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium.
Stadium kanker ovarium primer menurut FIGO (Federation International of Ginecologies and Obstetricians) 1987, adalah :
  1. STADIUM I ---- Pertumbuhan terbatas pada ovarium
  • Stadium 1a : pertumbuhan terbatas pada suatu ovarium, tidak ada asietas yang berisi sel ganas, tidak ada pertumbuhan di permukaan luar, kapsul utuh.
  • Stadium 1b : pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak asietas, berisi sel ganas, tidak ada tumor di permukaan luar, kapsul intak.
  • Stadium 1c : tumor dengan stadium 1a dan 1b tetapi ada tumor dipermukaan luar atau kedua ovarium atau kapsul pecah atau dengan asietas berisi sel ganas atau dengan bilasan peritoneum positif.
  1. STADIUM II ---- Pertumbuhan pada satu atau dua ovarium dengan perIuasan ke panggul
  • Stadium 2a : perluasan atau metastasis ke uterus dan atau tuba.
  • Stadium2b : perluasan jaringan pelvis lainnya.
  • Stadium 2c : tumor stadium 2a dan 2b tetapi pada tumor dengan permukaan satu atau kedua ovarium, kapsul pecah atau dengan asitas yang mengandung sel ganas dengan bilasan peritoneum positif.
  1. STADIUM III ---- Tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant di peritoneum di luar pelvis dan atau retroperitoneal positif. Tumor terdalam pelvis kecil tetapi sel histologi terbukti meluas ke usus besar atau  omentum :
  • Stadium 3a : tumor terbatas di pelvis kecil dengan kelenjar getah bening negatif tetapi secara histologi dan dikonfirmasi secara mikroskopis terdapat adanya pertumbuhan (seeding) dipermukaan peritoneum abdominal.
  • Stadium 3b : tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant dipermukaan peritoneum dan terbukti secara mikroskopis, diameter melebihi 2 cm, dan kelenjar getah bening negative.
  • Stadium 3c: implant di abdomen dengan diameter > 2 cm dan atau kelenjar getah bening retroperitoneal atau inguinal positif.
  1. STADIUM IV ---- Pertumbuhan mengenai satu atau kedua ovarium dengan metastasis jauh. Bila efusi pleura dan hasil sitologinya positif dalam stadium 4, begitu juga metastasis ke permukaan liver.

Pemeriksaan Penunjang Ca. Ovarium
  1. Pemeriksan darah lengkap
  2. Pemeriksaan kimia darah
  3. Serum HCG
  4. Alfa fetoprotein
  5. Analisa air kemih
  6. Pemeriksaan saluran pencernaan
  7. Laparatomi
  8. CTscan atau MRI perut.
  9. Pemeriksaan panggul.
  10. USG menggunakan frekuensi tinggi gelombang suara untuk menghasil gambar dan bagian dalam tubuh.
  11. Pembedahan untuk mengangkat contoh jaringan untuk pengujian.
  12. CA 125 tes darah. CA 125 adalah protein yang ditemukan pada permukaan kanker ovarium dan beberapa jaringan sehat. Banyak wanita dengan kanker ovarium memiliki tingkat abnormal tinggi CA 125 dalam darah mereka.
Penatalaksanaan Ca. Ovarium
Pembedahan
Penatalaksanaan pertama tumor ovarium adalah pembedahan. Tindakan pembedahan selain bertujuan untuk diagnosis (jinak/ ganas, jenis sel tumor), juga bertujuan untuk terapi yaitu pengangkatan tumor dan juga penetapan stadium. (surgical staging). Prosedur pembedahan pada tumor ovarium yang curiga ada keganasan yaitu sebagai berikut :
  1. Insisi mediana
  2. Sitologi cairan peritoneum atau bilasan rongga peritoneum
  3. Eksplorasi rongga peritoneum, biopsi daerah yang mencurigakan.
  4. Salpingooovorektomi (potong beku)
  5. Salpingooovorektomi kontralateral
  6. Histerektomi totalis
  7. Omentektomi infrakolika
  8. Limfadenektomi pelvik kiri-kanan dan para-aorta
  9. Biopsi peritoneum (paravesikal, parakolika kiri-kanan, subdiafraghma, kavum douglas dan daerah perlengketan tumor)
  10. Eksisi lesi tumor-tumor metastasis
Kemoterapi
Kemoterapi kombinasi diperlukan untuk stadium I C atau lebih dengan kombinasi dasar cisplatin dan taxan sebagai kemoterapi primer. Radioterapi hanya diberikan pada jenis disgerminoma dan penderita tidak lagi menginginkan anak. Regimen kemoterapi tergantung jenis histologi tumor.
Tabel Regimen Kemoterapi
Jenis Histologi
Regimen Kemoterapi
Golongan epitel
CP      Cis-platinum/carboplatin, cyclophospamide
CAP   Cis-platinum/ carboplatin, adriamycin, cyclophospamide
TC      Taxane paclitaxel/ docetaxel, Cis platinum/ carboplatin
TG      Paclitaxel, gemcitabine
Golongan germinal-Stromal
PVB    Cis-platinum/ carboplatin, vinbiastine, bleomycin
BEP    Cis-platinum/ carboplatin, etoposide, bleomycin
VAC   Vincristine, adriamycin,cyclophospamide
Masalah Yang Lazim Muncul Pada Ca. Ovarium
  1. Nyeri akut b.d penekanan perut bagian bawah akibat kanker metastasis.
  2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan produksi darah (anemia)
  3. Ansietas b.d stres akibat kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan penatalaksanaannya.
  4. Resiko perdarahan b.d penurunan volume darah (anemia, trombositopeni, kemoterapi).
  5. Ketidakefektifan pola sexsualitas b.d perubahan struktur, fungsi organ, penyakit atau terapi medis.
  6. Gangguan citra tubuh b.d pembedahan, terapi penyakit kanker (terapi radiasi).
  7. Konstipasi b.d penurunan motilitas traktus gastrointestinal.
Discharge Planning Pada Ca. Ovarium
Beberapa faktor muncul untuk mengurangi risiko kanker indung telur, termasuk :
  1. Kontrasepsi oral (pil KB). Dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah menggunakan mereka, para wanita yang menggunakan kontrasepsi oral selama lima tahun atau lebih mengurangi risiko kanker ovarium sekitar 50 persen, sesuai dengan ACS.
  2. Kehamilan dan menyusui. Memiliki paling tidak satu anak menurunkan resiko mengalami kanker ovarium. Menyusui anak-anak juga dapat mengurangi risiko kanker ovarium.
  3. Tubal ligasi atau histerektomi. Setelah tabung Anda diikat atau memiliki histerektomi dapat mengurangi risiko kanker ovarium.
  4. Konsultasikan dengan dokter tindakan yang akan dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA :
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta : MediAction.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar