Jumat, 02 Juni 2017

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT FARINGITIS, TONSILITIS, TONSILOFARINGITIS AKUT DENGAN APLIKASI NANDA NIC NOC

FARINGITIS, TONSILITIS, TONSILOFARINGITIS AKUT

Definisi Penyakit Faringitis
Faringitis akut merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua infeksi akut pada faring, termasuk tonsillitis (tonsilofaringitis) yang berlangsung hingga 14 hari dan merupakan peradangan akut membran mukosa faring dan struktur lain disekitarnya. Karena letaknya yang sangat dekat dengan hidung dan tonsil, jarang terjadi hanya pada tonsillitis namun juga mencakup nasofaringitis dan tonsilofaringitis dan ditandai dengan keluhan nyeri tenggorok. Faringitis  Streptokokus beta hemolitikus group A (SBHGA) adalah infeksi  akut orofaring dan/atau nasofaring oleh SBHGA. (Rahajoe, 2012)

Etiologi Penyakit Faringitis
Bakteri dan virus merupakan penyebab dari faringitis dan virus merupakan
menjadi penyebab terbanyak seperti :
  • Virus Epstein Barr (Epstein Barr virus, EBV) disertai dengan gejala infeksi mononukleus seperti splenomegali dan limfadenopati generalisita
  • lnfeksi Virus Campak
  • Cytomegalovirus (CMV)
  • Virus Rubella
  • Virus penyebab penyakit respiratori seperti Adenovirus, Rhinovirus, dan virus Parainfluinza

Mikroorganisme penyebab Faringitis akut
Mikroorganisme
Kelainan yang ditimbulkan
Bakteri
Streptokokus, group A
Faringitis, tonsillitis, demam scarlet
Streptokokus, group C dan G
Faringitis, tonsillitis, scarlatiniform
Campuran bakteri anaerob
Vincent’s angina
Neisseria gonorrhoeae
Faringitis, tonsilitis
Corunebacterium diphtheriae
Difteri
Arcanobacterium haemolyticum
Faringitis, scarlatiniform
Yersinia enterocolitica
Faringitis, enterokolitis
Yersinia pestis
Plague
Francisella tularensis
Tularemia (oropharyngeal form)
Virus
Virus Rhino
Common cold/rhinitis
Virus corona
Common cold
Virus adeno
Pharyngoconjunctival fever, IRA
Virus Herpes simplex 1 & 2
Faringitis, gingivostomatitis
Virus Parainfluenza
Cold, Croup
Virus Coxsackie A
Heparangina, hand-foot-and-mouth disease
Virus Epstein-Barr
Infeksi mononucleosis
Virus Sitomegalo
Mononucleosis Viris Sitomegalo
Human Imunodeficiency virus
lnfeksi HIV primer
Virus influenza A dan B
Influenza
Mikoplasma
Mycoplasma pneumoniae
Pneumoniae, bronchitis, faringitis
Klamidia
Chiamydia psittaci
IRA, Pneumonia
C.Pneumoniae
Pneumonia, faringitis
Manifestasi Klinis Penyakit Faringitis
Tanda dan gejala faringitis:
  1. Awitan akut disertai mual muntah
  2. Faring hiperemis
  3. Tonsil bengkak dengan eksudasi
  4. Kelenjar getah bening leher anterior bengkak dan nyeri
  5. Uvula bengkak dan merah
  6. Ekskoriasi hidung disertai lesi impetigo sekunder
  7. Ruam skarlatina
  8. Petekie palatinum mole
  9. Nyeri tenggorok, Nyeri telan, Sulit menelan, Mulut berbau
  10. Demam, Tonsil hyperemia, Otalgia (sakit di telinga)
Pemeriksaan penunjang Penyakit Faringitis
1. Leukosit : terjadi peningkatan
2. Hemoglobin : terjadi penurunan
3. Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat
Penatalaksanaan Penyakit Faringitis
  1. Tata laksana umum
  • Istirahat cukup dan pemberian nutrisi dan cairan yang cukup
  • Pemberian obat kumur dan obat hisap pada anak yang lebih besar untuk mengurangi nyeri tenggorokan
  • Pemberian antipiretik, dianjurkan parasetamol atau ibuprofen
  1. Terapi antibiotik
Pemberian antibiotik harus berdasarkan gejala klinis dugaan faringitis streptokokus dan diharapkan didukung hasil Rapid antigen detection test dan/atau kultur positif dari usap tenggorok. Antibiotik empiris dapat diberikan pada anak dengan klinis mengarah ke faringitis streptokokus, tampak toksik dan tidak ada fasilitas pemeriksaan laboratorium. Golongan penisilin (pilihan untuk faringitis streptokokus) yaitu penisilin V oral 15-30 mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis selama 10 hari atau Amoksisilin 50mg/kgBB/hari dibagi 2 selama 6 hari.
Bila alergi penisilin dapat diberikan :
  • Eritromisin estolat 20-40 mg/kgBB/hari dengan pemberian 2,3 atau 4 kali perhari selama 10 har.
  • Eritromisin etil suksinat 40 mg/kgBB/hari
  • Makrolid baru misalnya azitromisin dosis tunggal 10 mg/kgBB/hari selama hari.
  • Penanganan faringitis streptokokus persisten antara lain :
  • Klindamisin oral 20-30 mg/kgBB/hari (10 hari) atau
  • Amoksisilin clavulanat 40 mg/kgBB/hari terbagi 3 dosis selama 10 hari atau
  • lnjeksi benzathine penicillin G intramuskular, dosis tunggal 600.000 IU (BB<30 kg) atau 1.200.000 lU (BB>30 kg).

Masalah Yang Lazim Muncul Pada Penyakit Faringitis
  1. Hipertermi b.d proses inflamasi pada tonsil.
  2. Nyeri akut b.d iritasi jalan napas atas sekunder akibat infeksi.
  3. Hambatan komunikasi verbal b.d iritasi jalan napas atas sekunder akibat infeksi atau pembengkakan.
  4. lntoleransi aktivitas.
  5. Gangguan menelan b.d abnormalitas orofaring, gangguan neuro muskuler (hilangnya reflek muntah).

Discharge Planning Penyakit Faringitis
  1. Mengindari makanan dan minuman yang bersifat dingin.
  2. Menghindari makanan yang memakai perasa dan bahan pengawet.
  3. Memakai masker di kawasan yang berdebu dan berpolusi.
  4. Minum suplemen dan olahraga secara teratur untuk menjaga daya tahan tubuh.
  5. Berkumur-kumur dengan air garam minimal 3-4 kali sehari.
  6. Mengkompres dengan air hangat pada leher.
  7. lstirahat dan tidur yang cukup

DAFTAR PUSTAKA :
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta : MediAction.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar