DEHIDRASI
Definisi
Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, dapat berupa hilangnya air lebih banyak dari natrium (Dehidrasi Hipertonik), atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama (Dehidrasi Isotonik), atau hilangnya natrium yang lebih banyak dari pada air (Dehidrasi Hipotonik) (Sudoyo Aru,dkk 2009)
Tanda-tanda dehidrasi
- Dehidrasi hipertonik ditandai dengan tingginya kadar natrium serum (lebih dari 145 mEq/L) dan peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih dan 285 mosmol/liter).
- Dehidrasi isotonik ditandai dengan normalnya kadar natrium serum (135-145 mEq/L) dan osmolalitas efektif serum (270-285 mosmol/liter).
- Dehidrasi hipotonik ditandai dengan rendahnya kadar natrium serum (kurang dari 135 mq/L) dan osmolalitas efektif serum (kurang dari 270 mosmol/liter)
Klasifikasi Dehidrasi
- Tanpadehidrasi
- Dehidrasi ringan/sedang
- Dehidrasi berat
Kebutuhan cairan rehidrasi oral (CRO) menurut usia untuk 4jam pertama (Djuanda Adhi)
Kebutuhan Cairan Rehidrasi Oral Selama 4 Jam Pertama Menurut Usia
| ||||
USIA
|
S/D 4 Bulan
|
4-12 Bulan
|
12 Bulan s/d 2 Th
|
2-5 Tahun
|
BB
|
< 6 kg
|
6-<12 kg
|
10-<12 kg
|
12-19 kg
|
CRO dalam mL
|
200-400 mL
|
400-700 mL
|
700-900 mL
|
900-1400 mL
|
Etiologi
Bermacam-macam penyebab dehidrasi menentukan tipe/jenis-jenis dehidrasi
- Dehidrasi
Perdarahan, Muntah, Diare, Hipersalivasi, Fistula, Ileustomy (pemotongan usus), Diaporesis (keringat bedebihan), Luka bakar, Puasa, Terapi hipotonik, Suction gastrointestinal (cuci lambung).
- Dehidrasi hipotonik
Penyakit DM, Rehidrasi cairan berlebih, Malnutrisi berat dan kronis
- Dehidrasi hipertonik
Hiperventilasi, Diare air, Diabetes Insipedus ( hormon ADH menurun ), Rehidrasi cairan berlebihan, Disfagia, Gangguan rasa haus, kesadaran, Infeksi sistemik : suhu tubuh meningkat
Manifestasi Klinis
Gejala atau tanda dehidrasi berdasarkan tingkatannya
- Dehidrasi ringan (kehilangan cairan 2-5 % dari BB semula)
Haus, gelisah, Denyut nadi 90-110 x/menit, nafas normal, Turgor kulit normal, Pengeluaran urine (1300 ml/hari), Kesadaran baik, Denyut jantung meningkat
- Dehidrasi sedang (kehilangan cairan 5% dan BB semula)
Haus meningkat, Nadi cepat dan lemah, Turgor kulit kering, membran mukosa kering, Pengeluaran urien berkurang, Suhu tubuh meningkat
- Dehidrasi berat (kehilangan cairan 8% dari BB semula)
Penurunan kesadaran, Lemah, lesu, Takikardi, Mata cekung, Pengeluaran urine tidak ada, Hipotensi, Nadi cepat dan halus, Ekstremitas dingin.
Pemeriksaan Penunjang
- Kadar natrium plasma darah
- Osmolaritas serum
- Ureum, kreatinin darah dan BJ urin
- Tekanan vena sentral (sentral venous pressure)
MasaIah Yang Lazim Muncul
- Gangguan ventilasi spontan b.d ketidakadekuatan mempertahankan pernapasan, penurunan PO2, SaO2 dan PCO2 dan volume tidal.
- Resiko syok (hipovolemik) b.d terjadinya perdarahan yang berulang-ulang.
- Resiko Ketidakefektjfan perfusi jaringan otak.
- Kekurangan volume cairan b.d output yang berlebihan intake yang kurang
- Kerusakan integritas kulit b.d turgor kulit menurun.
- Keletihan.
- Penurunan koping keluarga.
Discharge Planning
- Obat-obatan Antiemetik (untuk mengatasi muntah)
- Obat-obatan anti diare diberikan oralit.
- Pemberian air minum
- Pemberian cairan intravena
- Pemberian bolus cairan IV
Penatalaksanaan Rehidrasi
Pada dehidrasi ringan terapi cairan dapat diberikan secara oral sebanyak 1500-2500 ml/24 jam (30 ml/kg BB/24 jam) untuk kebutuhan dasar, ditambah dengan penggantian defisit cairan dan kehelangan cairan yang masih berlangsung.
Pada dehidrasi sedang sampai berat pasien tidak dapat minum peroral, selain pemberian cairan enteral, dapat diberikan rehidrasi parenteral, jika cairan tubuh yang hilang terutama air, maka jumlah air rehidrasi dapat dihitung dengan rumus
BBT saat ini (pria) = 50% X berat badan (Kg)
BBT saat ini (wanita) = 45% X berat badan (Kg)
Jenis cairan kristaloid yang digunakan untuk rehidrasi tergantung dari jenis dehidrasinya. Pada dehidrasi isotonik dapat deberikan cairan NaCl 0,9% atau dektrosan 5% dengan kecepatan 25-30% dan defisit cairan total per hari. Pada dehidrasi hipertonik digunakan cairan NaCl 0,45%. Dehidrasi hipotonik ditatalaksanakan dengan mengatasi penyebab yang mendasari, penambahan diet natrium, dan bila perlu pemberian cairan hipertonik.
DAFTAR PUSTAKA :
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta : MediAction.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar