Minggu, 21 Mei 2017

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT EFUSI PLEURA DENGAN APLIKASI NANDA NIC NOC



Definisi
Efusi pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak diantara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Secara normal, ruang pleural mengandung sejumlah kecil cairan (5 sampai 15 ml)berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi (Smeltzer C Suzanne).
Efusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi penimbunan cairan dalam rongga pleura. (Price & Wilson, 2006)

Efusi pleura dibagi menjadi 2 yaitu: (Morton,2012)
  1. Efusi pleura transudate
Merupakan ultrafiltrat plasma, yang menandakan bahwa membran pleura tidak terkena penyakit. Akumulasi cairan disebabkan oleh faktor sistemik yang mempengaruhi produksi dan absorbs cairan pleura seperti (gagal jantung kongestif, atelektasis, sirosis, sindrom nefrotik, dan dyalisis peritoneum).
  1. Efusi pleura eksudat
Ini terjadi akibat kebocoran cairan melewati pembuluh kapiler yang rusak dan masuk kedalam paru yang dilapisi pleura tersebut atau kedalam paru terdekat. Kriteria efusi pleura eksudat :
  • Rasio cairan pleura dengan protein serum lebih dari 0,5
  • Rasio cairan pleura dengan dehidrogenase laktat (LDH) lebih dari 0,6
  • LDH cairan pleura dua pertiga atas batas normal LDH serum.
Penyebab efusi pleura eksudat seperti pneumonia, empiema, penyakit metastasis (mis., kanker paru, payudara, lambung, atau ovarium), hemotorak, infark paru, keganasan, rupture aneurisma aorta.

Etiologi Dari Efusi Pleura
Efusi pleural adalah akumulasi cairan pleura akibat peningkatan kecepatan produksi cairan, penurunan kecepatan pengeluaran cairan atau keduanya, ini disebabkan oleh
satu dan lima mekanisme berikut: (Morton, 2012)
  1. Peningkatan tekanan pada kapiler subpleura atau limfatik
  2. Peningkatan permeabilitas kapiler
  3. Penurunan tekanan osmotic koloid darah
  4. Peningkatan tekanan negative intrapleura
  5. Kerusakan drainase limfatik ruang pleura
Penyebab efusi pleura :
Infeksi :
  • Tuberculosis
  • Pneumonitis
  • Abses paru
  • Perforasi esophagus
  • Abses subfrenik
Noninfeksi :
  • Karsinoma paru
  • Karsinoma pleura: Primer, sekunder
  • Karsinoma mediastinum
  • Tumor ovarium
  • Bendungan jantung: gagal jantung, perikarditis konstriktiva
  • Gagal hati
  • Gagal ginjal
  • Hipotiroidisme
  • Kilotoraks
  • Emboli paru
Tampilan cairan efusi pleura
Jernih, kekuningan (tanpa darah)
Tumor jinak
Tumor ganas
Tuberculosis
Seperti susu
  • Tidak berbau (kilus)
  • Berbau(nanah)
Pascatrauma
Empiema
Hemoragik
Keganasan
Trauma

Manifestasi Klinis Efusi Pleura
  1. Adanya timbunan cairan mengakibatkan perasaan sakit karena pergesekan, setelah cairan cukup banyak rasa sakit hilang. Bila cairan banyak, penderita akan sesak napas.
  2. Adanya gejala penyakit penyebab seperti demam, menggigil, dan nyeri dada pleuritis (pneumonia), panas tinggi (kokus), subfebril (tuberkulosis), banyak keringat, batuk, banyak riak.
  3. Deviasi trachea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi jika terjadi penumpukan cairan pleural yang signifikan.
  4. Pemeriksaan fisik dalam keadaan berbaring dan duduk akan berlainan, karena cairan akan berpindah tempat. Bagian yang sakit akan kurang bergerak dalam pernapasan, fremitus melemah (raba dan vocal), pada perkusi didapati daerah pekak, dalam keadaan duduk permukaan cairan membentuk garis melengkung (garis Ellis Damoiseu).
  5. Didapati segitiga Garland, yaitu daerah yang pada perkusi redup timpani dibagian atas garis Ellis Domiseu. Segitiga Grocco-Rochfusz, yaitu daerah pekak karena cairan mendorong mediastinum kesisi lain, pada auskultasi daerah ini didapati vesikuler melemah dengan ronki.
  6. Pada permulaan dan akhir penyakit terdengar krepitasi pleura.

Pemeriksaan penunjang Efusi Pleura
  1. Pemeriksaan radiologik (Rontgen dada), pada permulaan didapati menghilangnya sudut kostofrenik. Bila cairan lebih 300 ml, akan tampak cairan dengan permukaan melengkung. Mungkin terdapat pergeseran di mediastinum.
  2. Ultrasonografi.
  3. Torakosentesis/pungsi pleura untuk mengetahui kejernihan, warna, biakan tampilan, sitologi, berat jenis. Fungsi pleura diantara linea aksilaris anterior dan posterior, pada sela iga ke-8. Didapati cairan yang mungkin serosa (serotorak), berdarah (hemotoraks), pus (piotoraks) atau kilus (kilotoraks). Bila cairan serosa mungkin berupa transudat (hasil bendungan) atau eksudat (hasil radang).
  4. Cairan pleural dianalisis dengan kultur bakteri, pewarnaan gram, basil tahan asam (untuk TBC), hitung sel darah merah dan putih, pemeriksaan kimia (glukosa, amylase, laktat dehidrogenase (LDH), protein), analisis sitologi untuk sel-sel malignan, dan pH.
  5. Biopsi pleura mungkin juga dilakukan.

Penatalaksanaan Efusi Pleura
Penatalaksanaan pada efusi pleura antara lain:
  1. Tirah baring
Tirah baring bertujuan untuk menurunkan kebutuhan oksigen karena peningkatan aktivitas akan meningkatkan kebutuhan oksigen sehingga dispneu akan semakin meningkat pula.
  1. Thorakosentesis
Drainase cairan jika efusi pleura menimbulkan gejala subjektif seperti nyeri, dispneu, dan lain-lain. Cairan efusi sebanyak 1-1,5 liter perlu dikeluarkan segera untuk mencegah meningkatnya edema paru. Jika jumlah cairan efusi lebih banyak maka pengeluaran cairan berikutnya baru dapat dilakukan 1 jam kemudian.
  1. Antibiotik
Pemberian antibiotik dilakukan apabila terbukti terdapat adanya infeksi. Antibiotik diberikan sesuai dengan hasil kultur kuman.
  1. Pleurodesis
Pada efusi karena keganasan dan efusi rekuren lain, diberikan obat (tetrasiklin, kalk, dan biomisin) melalui selang interkostalis untuk melekatkan kedua lapisan pleura dan mencegah cairan terakumulasi kembali.

Masalah Yang Lazim Muncul Pada Efusi Pleura
  1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap penumpukkan cairan dalam rongga pleura.
  2. Gangguan pertukaran gas b.d penurunan kemampuan ekspansi paru, kerusakan membrane alveolar-kapiler.
  3. Ketidakefektifan pola nafas b.d penurunan ekspansi paru sekunder terhadap penumpukan cairan dalam rongga pleura.
  4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan metabolisme tubuh, penurunan nafsu makan akibat sesak nafas sekunder terhadap penekanan struktur
  5. Nyeri akut b.d proses tindakan drainase.
  6. Gangguan rasa nyaman b.d batuk yang menetap dan sesak nafas serta perubahan suasana lingkungan.
  7. Resiko infeksi b.d tindakan drainase (luka pemasangan WSD).
  8. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangna antara suplai oksigen dengan kebutuhan, dyspneu setelah beraktifitas.
  9. Defisit perawatan diri b.d kelemahan fisik.

Discharge Planning Efusi Pleura
  1. Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
  2. Kebutuhan istirahat terpenuhi. Pasien beristirahat atau tidur dalam waktu 3-8 jam perhari.
  3. Anjurkan jika mengalami gejala-gejala gangguan pernafasan seperti sesak nafas, nyeri dada segera ke dokter atau perawat yang merawatnya.
  4. Menerima keadaan sehingga tidak terjadi kecemasan.
  5. Tidak melakukan kebiasaan yang tidak menguntungkan bagi kesehatan seperti merokok, minum minuman beralkohol.
  6. Menjaga kebersihan luka post WSD.
  7. Menjaga kebersihan ruang tempat tidur, udara dapat bersikulasi dengan baik.
  8. Memberikan pendidikan kepada keluarga penumpukan cairan di paru-paru bisa disebabkan dan beberapa penyakit seperti gagal jantung, adanya neoplasma (carcinoma bronchogenic dan akibat metastasis tumor yang berasal dari organ lain), tuberculosis paru, infark paru, trauma, pneumoni, syndroma nefrotik, hipoalbumin.

DAFTAR PUSTAKA :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar